Syair Oleh Imam Syafi’i rahimahullah
Panah Malam
Imâm
Syâfi’i rahimahullâh (wafat: 204-H) berkata dalam bait syairnya:
أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ** وَمَا تَدْرِيْ
بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ
“Apa
engkau mencemooh do’a dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu
dilakukan oleh do’a.”
سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ
انْقِضَاءُ
“Panah
malam (yakni: dua tangan yang menengadah pada Allâh di malam hari) tak akan
pernah kembali dengan sesuatu yang hampa ** Dia memiliki tujuan, dan setiap
tujuan pasti memiliki akhir pemberhentian.”
Selamat
Tinggal Rasa Malas”
تَصَبَّرْ عَلَى مُرِّ الجَفَا مِنْ مُعَلِّمٍ ** فَإِنَّ رُسُوْبَ الْعِلْمِ فِيْ نَفَرَاتِهِ
“Bersabarlah atas pahit getirnya
jauh dan asing dari Sang Guru ** Karena bersemayamnya ilmu (di dalam
hati-pent), diraih dari talqîn dan penjelasan Sang Guru (maka janganlah
berpaling darinya-pent).”
فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً ** تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَياتِهِ
“Barangsiapa belum pernah
merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat ** Ia kan menelan hinanya
kebodohan sepanjang hidupnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar