Rabu, 30 September 2015

Syair yang Bagus Untuk Kita Renungkan



Syair Oleh Imam Syafi’i  rahimahullah
Panah Malam
Imâm Syâfi’i rahimahullâh (wafat: 204-H) berkata dalam bait syairnya:
أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ** وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ
“Apa engkau mencemooh do’a dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh do’a.”
سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ
“Panah malam (yakni: dua tangan yang menengadah pada Allâh di malam hari) tak akan pernah kembali dengan sesuatu yang hampa ** Dia memiliki tujuan, dan setiap tujuan pasti memiliki akhir pemberhentian.”
Selamat Tinggal Rasa Malas”

تَصَبَّرْ عَلَى مُرِّ الجَفَا مِنْ مُعَلِّمٍ ** فَإِنَّ رُسُوْبَ الْعِلْمِ فِيْ نَفَرَاتِهِ

“Bersabarlah atas pahit getirnya jauh dan asing dari Sang Guru ** Karena bersemayamnya ilmu (di dalam hati-pent), diraih dari talqîn dan penjelasan Sang Guru (maka janganlah berpaling darinya-pent).”

فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً ** تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَياتِهِ

“Barangsiapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat ** Ia kan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”

وَمَن فاتَهُ التَعليمُ وَقْتَ شَبابِهِ ** فَكَبِّر عَلَيْهِ أَربَعاً لِوَفاتِهِ

“Barangsiapa menyia-nyiakan waktu menuntut ilmu di masa mudanya ** Maka bertakbirlah empat kali  atas kematiannya (maksudnya: shalati jenazah orang tersebut, karena pada hakikatnya orang yang menyia-nyiakan masa mudanya, adalah orang yang telah lama mati sekalipun ia masih berjalan di muka bumi-pent).”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar